Baru rasanya Kemaren Band Legendaris MR.BIG tampil di Java Rockinland 2009 belum sempat kita lupakan sampai sekarang. Tapi perhelatan Gudang Garam Intermusic Java Rockin’land 2010 yang berlangsung di Pantai Carnaval, Ancol,Jakarta selama tiga hari lalu telah menyiratkan bahwa musik rock bisa dinikmati banyak kalangan di Tanah Air. Musik rock pun naik kelas dengan bintang-bintang Rock yang lebih dasyat tentunya.
Selama ini banyak orang mengidentikkan musik rock sebagai musik gahar yang penuh dengan suara distorsi gitar dan gebukan drum yang bertempo cepat, tidak enak didengar dan sebagainya. Belum lagi gaya berpakaian yang dianggap menyeramkan dengan rambut gondrong serta bertato atau para penontonnya yang sering dianggap rusuh dan tidak bersahabat.Namun, citra itu berubah ketika menyaksikan perhelatan musik rock bertajuk Gudang Garam Intermusic Java Rockin’land 2010 pada 8,9,10 Oktober lalu. Ajang tahunan ini telah mengemas musik rock dengan sangat indah. Lebih dari 100 grup band lokal tampil di ajang tahunan musik rock bertaraf internasional ini. Sekitar 14 grup band mancanegara yang memiliki nama besar memberikan suguhan konsep musik rock beragam sesuai dengan ciri khas masing- masing dari panggung yang disediakan. Sebut saja penampilan musisi rock Indonesia seperti /rif, PAS Band, Saint Locco, Slank, Boomerang, Burgerkill, Netral, Seringai, The Flowers,The S.I.G.I.T, ataupun Pure Saturday. Band papan atas Indonesia ini mampu menyita perhatian penonton. Belum lagi penampilan musisi papan atas dunia, seperti The Smashing Pumpkins, Stereophonics, Stryper, atau Wolfmother yang benar-benar memberi hiburan kepada penonton Indonesia. Hasilnya, bukan saja generasi lama yang datang berkunjung, juga ribuan anak muda ikut memadati area Java Rockin’land 2010.Mereka sangat antusias menyaksikan band rock tanpa harus ketakutan rusuh dan segala macamnya. Malah, jumlah penonton perempuannya pun tak kalah banyak dengan kaum adam.
Sementara itu dua grup band asal Amerika dan dua grup asal Australia beradu garang di hari terakhir gelaran Java Rockin’Land. Dari panggung Langit Musik Stage, The Vines (Australia) dan Mutemath (Amerika) menghajar ribuan penonton dengan gairah rock ciri khas masing-masing. The Vines,grup band dengan vokalisnya Craig Nicholls –yang terkenal liar di atas panggung– bersama dengan Ryan Griffiths (gitar), Brad Heald (bass), dan Hamish Rosser (drum), berhasil membakar gelora rock penonton Java Rockin’ Landdengan sekitar 20 lagu mereka. Beberapa di antaranya Black Dragon,Get Free,Gross Out,Winning Days, serta sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Outkast yaitu Ms Jackson. Nicholls pun tidak menyia-nyiakan penampilannya di hadapan penggemarnya di Indonesia dengan bertingkah layaknya rockstar. Dia membanting-banting gitar elektrik miliknya pada lagu penutup mereka. The Vines memang dikenal juga dengan musik punk-rock. Sementara Mutemath, grup band asal New Orleans,Amerika, yang pernah terpilih sebagai nominator Grammy Award untuk kategori rock band, tampil membawakan karya mereka yang dikenal dengan eksperimen elektro alternatif rock yang bercampur dengan pop-futuristik dari keyboard sang vokalis,Paul Meany. Sementara itu dari band local yang menjadi penutup dihari terakhir Java Rockinland 2010 ada Netral versus Superman is Dead yang menunjukan aksi gaharnya dipanggunk masing-masing. Dan secara kebetulan redaksi kami berbincang-bincang sedikit dengan panitia, meskipun ajang Gudang Garam Java Rockin' Land 2010 telah berakhir namun pihak panitia sudah mengambil ancang-ancang untuk membawa super band Metallica dan Red Hot Chili Peppers (RHCP) di ajang serupa tahun depan. Persiapan pun mulai dilakukan dari pihak Gudang Garam selaku sponsor utama."Kita itu banyak mengajukan tawaran ke banyak band luar negeri. Cuma karena jadwalnya bentrok jadi mereka belum bisa hadir. Makanya kita berharap tahun depan band-band itu bisa dan pas jadwalnya. Kita maunya sih bisa mengundang Red Hot Chili Peppers (RHCP), Weezer, Bon Jovi, Aerosmith, Iron Maiden, Metallica. Kita yakin kalau band-band itu bisa hadir akan membuat Ancol penuh," ujar Erick Tandry, selaku Associate Brand Manager Gudang Garam saat ditemui di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta. Okeyy sobat Pesona muda sampai jumpa tahun depan,byee. (jaka)ft:jk
Sabtu, 30 Oktober 2010
Senin, 25 Oktober 2010
New Album "1000 Kisah Satu Hati" Ungu
Halo ungu cliquers dimanapun anda berada, ada yang baru dari Ungu tentang album terbarunya buat para sobat pesona muda niyy. Setelah di album sebelumnya Ungu mencoba menggabungkan pop dengan sentuhan dangdut, maka sekarang Ungu kembali menunjukkan eksperimen mereka. Dalam album terbarunya, 1000 KISAH SATU HATI, Ungu memberikan sentuhan reggae dan jazz."Aku buat lagu reggae yang cocok buat Ungu, jadi nggak terlalu jomplang banget lah. Cuma memang, dari awal kita sudah banyak bereksperimen seperti lagu dangdut juga. Aku memang lagi senang lagu reggae, ketularan anakku, dia lagi banyak dengerin reggae. Jadi, aku ciptakan reggae tapi dengan bantuan teman-teman Ungu lainnya. Judulnya Mabuk Kepayang," tutur Enda ketika ditemui di launching album baru Ungu di Manchester United Cafe, Jakarta.
Selain sentuhan reggae, Ungu juga memberikan kesan jazz dalam album terbarunya ini. Untuk itu, Pasha pun menggandeng Andien untuk berduet."Album ini juga ada lagu rasa pop jazz. Kita ingin coba sesuatu yang baru, pop berbalut jazz, itu juga Pasha duet dengan Andien," tambah Enda.Dan single yang dikeluarkan oleh Ungu adalah Percaya Padaku. Alasannya, lagu ini memiliki kisah yang menarik dan lirik yang menyentuh."Single Percaya Padaku ceritanya seperti buku cerita. Pertama kali bertemu, jatuh cinta dan menaruh harapan. Itu hasil polling kita dan manajemen. Kita sendiri punya kandidat dan ini pilihan kita. Kelebihannya memang ini beda dengan single-single yang dahulu, untuk lirik juga lebih menyentuh," kata Enda."Album ini keluar sebenarnya soal waktu. Proses pembuatan ini kurang lebih satu bulan. Dalam album ini juga ada hal-hal yang baru. Kita pertama kali berani menggunakan lirik-lirik berbahasa Inggris, mengusung warna reggae dan jazz," tambahnya. Band Ungu yang terangkat namanya berkat lagu 'Demi Waktu' baru saja meluncurkan album terbarunya. Dan pada tanggal 6 Oktober 2010, Band Ungu menggelar launching album terbaru mereka yang berjudul '1000 Kisah Satu Hati' di Manchester United (MU) Cafe Sarinah Thamrin, Jakarta. Lagu-lagu dalam album Ungu '1000 Kisah Satu Hati' ini terdiri dari 12 lagu, diantaranya berjudul 'Mabuk Kepayang' ciptaan Enda, 'Saat Bahagia' ciptaan Oncy, 'Percaya Padaku' ciptaan Enda, 'I Need You' ciptaan Pasha, 'Almost Soulmate' ciptaan Oncy, 'In Time' dan 'Dirimu Satu' ciptaan Enda yang menggunakan campuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.Para personil band Ungu yang terdiri dari Pasha (vokalis), Makki (bassist), Enda (gitaris), Oncy (gitaris) dan Rowman (drummer).
Lagu Berbahasa Inggris Dalam album terbarunya ini Ungu memasukan 3 buah lagu berbahasa Inggris, yakni I Need You yang diciptakan Pasha, Almost Soulmate dibuat oleh Oncy, dan In Timekarya Enda. Menurut Pasha,tidak ada maksud tertentu ketika mereka membuat lagu berbahasa asing,apalagi untuk gaya-gayaan atau dibilang go internasional. Bagi band yang berdiri sejak 1996 ini semua musik yang dihasilkan dilakukan dengan mengalir begitu saja. Hanya, ketika mereka manggung ke luar negeri, banyak fans mereka yang meminta Ungu membuat lagu berbahasa Inggris. Diakui Pasha, membuat lagu berbahasa Inggris itu tidak mudah.Apalagi, Pasha mengakui tidak begitu mengerti bahasa asing itu. Namun ketika menulis lagu,pikirannya mengatakan harus membuat lirik berbahasa Inggris. Sampai akhirnya lagu I Need You tercipta. Di lagu tersebut Pasha hanya bermain kata-kata saja. Dia selalu mengulang kata-kata yang tidak sulit.Tapi tidak membuat lagu ini menjadi datar, malah terdengar unik dan catchy. Sobat Pesona muda jangan ngaku ngaku Cilquers dehh, kalo belum punya album baru Ungu. (jaka)
Minggu, 10 Oktober 2010
Kisah Pasukan Si Burung Hantu
“Legend of Guardians: The Owls of Ga’Hoole” mengawali kisahnya dengan mimpi anak burung hantu bernama Soren yang terobsesi dengan cerita-cerita ayahnya, Noctus (Hugo Weaving), yang sering mendongengkan kisah heroik para penjaga Ga’Hoole dan perang di masa lalu. Selagi Soren berharap suatu saat bisa bertemu dengan para pahlawannya itu, Kludd (Ryan Kwanten) sang kakak justru membenci dongeng sebelum tidur tersebut. Dia juga cemburu kepada Soren karena adiknya lebih diperhatikan dan pada saat keduanya berlatih terbang, ayah mereka lebih sering memuji Soren. Kecemburuan Kludd akhirnya berbuah kemalangan ketika dua kakak-beradik ini terjatuh dari rumah lalu “diculik” oleh dua burung hantu. Soren dan Kludd dibawa ke tempat dimana burung hantu jahat bernama Metalbeak (Joel Edgerton) “bersembunyi”. Berkedok penampungan anak yatim piatu bernama St. Aggie, dia dan Nyra (Helen Mirren) mengumpulkan anak-anak burung hantu untuk dijadikan budak. Soren pun berniat untuk kabur setelah bertemu dengan Gylfie (Emily Barclay), sedangkan Kludd justru terbujuk rayuan jahat “Pure Ones”.
Burung-burung hantu Ga’Hoole ini ternyata juga mampu tampil mengintimidasi dan sangar. Sayap mereka tak ubahnya tameng yang sanggup menahan segala serangan, saat bertarung helm mereka akan saling beradu menciptakan percikan-percikan api, dan cakar-cakar besi itu akan menjadi senjata mematikan. Jika saja Snyder tidak sedang membuat film untuk anak-anak, mungkin dia akan tergiur untuk membuat film ini menjadi “300” versi burung hantu. Snyder betul-betul mencampurkan gaya khas action-nya ke dalam setiap adegan pertarungan. Animasi yang bisa terbilang memukau berkat tangan-tangan magis Animal Logic ini tidak hanya berhasil menyulap kerajaan para burung hantu menjadi dunia yang indah, tetapi juga mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik, mengkonversi apa yang diinginkan Snyder lalu mencetaknya ke dalam kualitas animasi yang punya kelas tersendiri. Adegan-adegan pertarungan disini menjadi “memorable” yang ga bisa dilupain ketika animasinya sendiri begitu mendukung slow-motion yang sudah jadi ciri Snyder, ditampilkan tidak berlebihan dan ditempatkan dengan pas dalam adegan demi adegan yang memang sangat perlu hal-hal berbau dramatisasi visual. Kesan kelam memang terasa ketika tiba saatnya saya mengunjungi para “Pure Ones” tapi itu hanya sebatas untuk makin menjelaskan perbedaaan siapa yang jahat dan yang baik. Snyder mengerti batas-batasnya sama seperti dia meramu adegan pertarungan yang saya pikir bisa saja berubah lebih berdarah dan brutal, menjadi lebih “bersahabat” ditonton keluarga dan anak-anak. Visual memang lebih bercerita ketimbang alur ceritanya sendiri, menempatkan posisinya hanya sebagai hiburan dengan cerita yang mudah ditebak lewat kisah-kisah standart “from zero to hero” dan konflik bermoral antara kebaikan melawan kejahatan. Walau mengkhianati potensi ceritanya untuk menjadi lebih berkesan, sajian cerita “ala kadarnya” yang mudah ditebak ini sama sekali tidak mengganggu upaya film ini untuk terus menghibur. Karakter-karakternya lucu dengan pengisi suara yang juga pas meminjamkan suaranya pada masing-masing karakter burung hantu, apalagi ditambah logat Inggris begitu kental disini. “Legend of Guardians: The Owls of Ga’Hoole” pun pada akhirnya menjadi petualangan animasi yang menyenangkan sekaligus menjadi bukti jika Snyder juga sanggup “melatih dan menjinakkan” sekelompok burung hantu menjadi atraksi utama yang menghibur.
Jenis Film :Animation
Produser :Zareh Nalbandian
Produksi :Warner Bros. Pictures
Sutradara :Zack Snyder
Penulis :John Orloff & John Collee
Burung-burung hantu Ga’Hoole ini ternyata juga mampu tampil mengintimidasi dan sangar. Sayap mereka tak ubahnya tameng yang sanggup menahan segala serangan, saat bertarung helm mereka akan saling beradu menciptakan percikan-percikan api, dan cakar-cakar besi itu akan menjadi senjata mematikan. Jika saja Snyder tidak sedang membuat film untuk anak-anak, mungkin dia akan tergiur untuk membuat film ini menjadi “300” versi burung hantu. Snyder betul-betul mencampurkan gaya khas action-nya ke dalam setiap adegan pertarungan. Animasi yang bisa terbilang memukau berkat tangan-tangan magis Animal Logic ini tidak hanya berhasil menyulap kerajaan para burung hantu menjadi dunia yang indah, tetapi juga mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik, mengkonversi apa yang diinginkan Snyder lalu mencetaknya ke dalam kualitas animasi yang punya kelas tersendiri. Adegan-adegan pertarungan disini menjadi “memorable” yang ga bisa dilupain ketika animasinya sendiri begitu mendukung slow-motion yang sudah jadi ciri Snyder, ditampilkan tidak berlebihan dan ditempatkan dengan pas dalam adegan demi adegan yang memang sangat perlu hal-hal berbau dramatisasi visual. Kesan kelam memang terasa ketika tiba saatnya saya mengunjungi para “Pure Ones” tapi itu hanya sebatas untuk makin menjelaskan perbedaaan siapa yang jahat dan yang baik. Snyder mengerti batas-batasnya sama seperti dia meramu adegan pertarungan yang saya pikir bisa saja berubah lebih berdarah dan brutal, menjadi lebih “bersahabat” ditonton keluarga dan anak-anak. Visual memang lebih bercerita ketimbang alur ceritanya sendiri, menempatkan posisinya hanya sebagai hiburan dengan cerita yang mudah ditebak lewat kisah-kisah standart “from zero to hero” dan konflik bermoral antara kebaikan melawan kejahatan. Walau mengkhianati potensi ceritanya untuk menjadi lebih berkesan, sajian cerita “ala kadarnya” yang mudah ditebak ini sama sekali tidak mengganggu upaya film ini untuk terus menghibur. Karakter-karakternya lucu dengan pengisi suara yang juga pas meminjamkan suaranya pada masing-masing karakter burung hantu, apalagi ditambah logat Inggris begitu kental disini. “Legend of Guardians: The Owls of Ga’Hoole” pun pada akhirnya menjadi petualangan animasi yang menyenangkan sekaligus menjadi bukti jika Snyder juga sanggup “melatih dan menjinakkan” sekelompok burung hantu menjadi atraksi utama yang menghibur.
Jenis Film :Animation
Produser :Zareh Nalbandian
Produksi :Warner Bros. Pictures
Sutradara :Zack Snyder
Penulis :John Orloff & John Collee
Sabtu, 02 Oktober 2010
Public Enemy Number One
Diangkat dari kisah nyata tentang penjahat keji di Perancis tahun 70-an, Jacques Mesrine. Ia memimpin perampokan bank dan penculikan, melarikan diri dari penjara dan membunuh kurang lebih 39 orang. Mengambil setting tahun 1960-an saat Perancis menduduki Negara Aljazair. Bertajuk Public Enemy No. 1 mengambil inspirasi dari cerita klasik Bonnie & Clyde dimana seorang eks tentara dengan sisa senjata yang dimiliki menjadi seorang perampok dan pembunuh berdarah dingin.
Kisah seorang veteran perang yang masih muda bernama Jacques Mesrine yang saat pulang ke rumah dan sudah disiapkan pekerjaan oleh orang tuanya tapi tetap bersikekeh turun ke jalan. Selain itu ia pun masih menyimpan rasa tak suka kepada ayahnya yang bekerja di perusahaan Jerman yang menjadi musuh bangsa Perancis di Perang dunia Ke-2. Pada séance pertama Jacques Mesrine sebagai tokoh utama di Film Public Enemy No. 1 telah menembak seorang tahanan yang diduga sebagai teroris, berangkat darisanalah seorang prajurit Perancis untuk keluar dari kemiliterannya dan memutuskan untuk menjadi penjahat nomer satu di negaranya. Dalam pelariannya ke Spanyol Jacques Mesrine bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Jeanne Schneider dan langsung jatuh hati kepadanya serta memutuskan untuk menikah kepadanya. Dalam perjalanan cintanya Jacques & Jeanne dikaruniai 3 orang anak, namun setelah Jeane mengetahui pekerjaan Jacques yang sebenarnya, Jeanne memutuskan untuk ikut bersama Jacques untuk membantunya dalam beraksi.
Walau sempat berumah tangga dan memiliki tiga orang anak serta telah bekerja secara resmi tapi saat ia dipecat Mesrine kembali ke pekerjaannya dan ke teman-temannya untuk kembali berbuat kejahatan lagi. Sayangnya Jacques dan Jeanne tertangkap oleh polisi setelah ia menculik seorang saudagar kaya bekas majikan waktu ia bekerja, yang ia sekap dikamar mandi. Walau sudah disiksa sewaktu dipenjara dan di isomasi selama beberapa bulan, Jacques tetap tidak mau bertobat, ia malah merencanakan untuk kabur dari tempat penjara yang sangat ketat itu. Namun tidak disangka penjara yang katanya super ditakuti dan tidak ada sejarahnya napi yang ada disana bisa kabur dari tempat itu, namun Jacques membuktikan ia bisa kabur dari sana dengan bantuan dari penghuni lama dipenjara itu dan berjanji untuk kembali membebaskan teman-temannya disana suatu saat nanti. Setelah kabur tentunya Jacques kembali merampok bank untuk menggasah uang. Terlihat jelas kesetiakawanan dan bagaimana seorang penjahat bisa menepati janjinya untuk kembali menyelamatkan teman-temannya di penjara walau naas dia tidak berhasil. Menarik dari suguhan multiply shoot dengan banyak kamera menjadikan film ini menarik untuk ditonton sehingga memudahkan Anda sebagai penonton mengikuti ceritanya.Ini adalah part 1 dan akan berlanjut dengan part selanjutnya yang tetap memperlihatkan tokoh jahatnya tidak mau bertobat dan menyerahkan diri dengan petugas keamanan.Film ini siap menghiasi layar perak di jaringan 21Cineplex dan hanya untuk 21 tahun ke atas saja.
Jenis Film :Drama
Produser :Daniel Delume, Thomas Langmann, Maxime Remillard
Durasi :113
Pemain :Vincent Cassel ,Ludivine Sagnier,Michel Duchaussoy ,Myriam Boyer
Sutradara :Jean-François Richet
Penulis :Jean-François Richet, Abdel Raouf Dafri
Kisah seorang veteran perang yang masih muda bernama Jacques Mesrine yang saat pulang ke rumah dan sudah disiapkan pekerjaan oleh orang tuanya tapi tetap bersikekeh turun ke jalan. Selain itu ia pun masih menyimpan rasa tak suka kepada ayahnya yang bekerja di perusahaan Jerman yang menjadi musuh bangsa Perancis di Perang dunia Ke-2. Pada séance pertama Jacques Mesrine sebagai tokoh utama di Film Public Enemy No. 1 telah menembak seorang tahanan yang diduga sebagai teroris, berangkat darisanalah seorang prajurit Perancis untuk keluar dari kemiliterannya dan memutuskan untuk menjadi penjahat nomer satu di negaranya. Dalam pelariannya ke Spanyol Jacques Mesrine bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Jeanne Schneider dan langsung jatuh hati kepadanya serta memutuskan untuk menikah kepadanya. Dalam perjalanan cintanya Jacques & Jeanne dikaruniai 3 orang anak, namun setelah Jeane mengetahui pekerjaan Jacques yang sebenarnya, Jeanne memutuskan untuk ikut bersama Jacques untuk membantunya dalam beraksi.
Walau sempat berumah tangga dan memiliki tiga orang anak serta telah bekerja secara resmi tapi saat ia dipecat Mesrine kembali ke pekerjaannya dan ke teman-temannya untuk kembali berbuat kejahatan lagi. Sayangnya Jacques dan Jeanne tertangkap oleh polisi setelah ia menculik seorang saudagar kaya bekas majikan waktu ia bekerja, yang ia sekap dikamar mandi. Walau sudah disiksa sewaktu dipenjara dan di isomasi selama beberapa bulan, Jacques tetap tidak mau bertobat, ia malah merencanakan untuk kabur dari tempat penjara yang sangat ketat itu. Namun tidak disangka penjara yang katanya super ditakuti dan tidak ada sejarahnya napi yang ada disana bisa kabur dari tempat itu, namun Jacques membuktikan ia bisa kabur dari sana dengan bantuan dari penghuni lama dipenjara itu dan berjanji untuk kembali membebaskan teman-temannya disana suatu saat nanti. Setelah kabur tentunya Jacques kembali merampok bank untuk menggasah uang. Terlihat jelas kesetiakawanan dan bagaimana seorang penjahat bisa menepati janjinya untuk kembali menyelamatkan teman-temannya di penjara walau naas dia tidak berhasil. Menarik dari suguhan multiply shoot dengan banyak kamera menjadikan film ini menarik untuk ditonton sehingga memudahkan Anda sebagai penonton mengikuti ceritanya.Ini adalah part 1 dan akan berlanjut dengan part selanjutnya yang tetap memperlihatkan tokoh jahatnya tidak mau bertobat dan menyerahkan diri dengan petugas keamanan.Film ini siap menghiasi layar perak di jaringan 21Cineplex dan hanya untuk 21 tahun ke atas saja.
Jenis Film :Drama
Produser :Daniel Delume, Thomas Langmann, Maxime Remillard
Durasi :113
Pemain :Vincent Cassel ,Ludivine Sagnier,Michel Duchaussoy ,Myriam Boyer
Sutradara :Jean-François Richet
Penulis :Jean-François Richet, Abdel Raouf Dafri
Jumat, 01 Oktober 2010
Nabuburit Besama Iwan Fals, Kampus To Kampus
Hari baru telah datang menjelang kehidupan terus berjalan pohon-pohon jadikan teman kehidupan agar tak berhenti, bukalah hatimu rentangkan tanganmu bumi luas terbentang, satukan hati tanam tak henti pohon untuk kehidupan,terus tanam jangan berhenti alam lestari, hidup tak bakal berhenti," Begitulah petikan syair Virgiawan atau dikenal dengan Iwan Fals yang dinyanyikannya saat pagelaran musik Ramadhan Goes to Campus Road di Kampus Universitas Al Azhar Indonesia pada Rabu.
Sebelumnya Iwan Fals juga sempat melakukan penanaman bibit pohon mahoni mengawali dari penanaman 50 pohon lainnya. Managemen Tiga Rambu & League akan melakukan hal sama di 6 kampus tempat penyelenggara Ramadhan Goes to Campus Road.Disela sela bermusik si pelantun lagu Bento mengajak para generasi muda untuk menanam pohon dan tidak lupa untuk merawatnya.Sebuah pesan yang disampaikan oleh Iwan Fals mengenai hubungan antara hidup manusia dan lingkungannya. "Hidup, masalah rezeki sudah ada yang mengatur akan tetapi masalah bumi ini adalah merupakan tanggung jawab kita bersama, khususnya generasi muda,"tegas Iwan.Dia juga menyatakan sejak dulu dirinya sangat peduli dengan lingkungan hidup Indonesia. Oleh sebab itu, kehadirannya juga diniatkan menularkan semangat dan mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda untuk menanam pohon pohon demi pelestarian lingkungan.
"Tanpa dukungan dari kita, bumi ini menjadi tak berarti," sambungnya.Menurut iwan Fals bersama League dan Oi mencoba berkampanye kepedulian lingkungan yang lebih besar ketimbang sekedar album, yaitu kampanye penyelamatan lingkungan. " Membuat penyadaran diri bahwa bangsa ini ada di posisi krisis, namun memiliki harapan. Pohon hanyalah metafora dari kehidupan, dengan sendirinya, menanam pohon berarti menumbuhkan lagi kehidupan," tuturnya di sela-sela bermusiknya.Ia, dalam penuturannya, juga sangat mengharapkan setelah kita sadar agar dapat mengaplikasikannya di masyarakat. acara ngabuburit ini berlangsung di enam kampus diantaranya IISIP, Paramadina, Budi Luhur, IPB, Al Azhar, dan IKJ. Merk sepatu League bersama Iwan Fals tidak tanggung-tanggung mendapatkan respon yang sangat baik oleh BEM Mahasiswa, KOHI dan Oi. Semua pesan-pesan yang saya sampaikan mendapat apresiasi yang baik oleh civitas akademika, salah satunya adalah ketika pelelangan sepatu League yang dipakai Iwan Fals mendapat respon positif di kampus Budi Luhur. Gimana sobat pesona muda, sudahkah kamu menanam pohon hari ini ? kalo belum, jadilah salah satu dari orang yang peduli akan nasib bumi kita, See you. (jaka)
Langganan:
Postingan (Atom)