Sabtu, 20 Maret 2010

METRO Band Metropolis Nan Simpel


Dari gegap gempita kehidupan metropolis Jakarta, lima anak muda yang berada di tengah-tengahnya menyeruak dan unjuk kemampuan musik mereka. Kelimanya adalah Anom Irman Pangestu (gitar), Ranggi Mukti (bass), M. Zuhdy Adiansyah a.k.a. Juju (vocal), Mohammad Rizki a.k.a Oki (drum), Said Satriyo (gitar). Sebut kelimanya dengan satu nama, METRO. Dan tidak sepaham dengan apalah arti sebuah nama milik Shakespeare, kelimanya cukup bekerja keras untuk mencari nama yang cocok dan menyuarakan musik mereka. "Ada banyak pilihan waktu kami mencari nama untuk band ini, tapi karena semangatnya adalah mencari sebutan yang paling simpel dan akrab dengan kehidupan Jakarta, akhirnya kami memilih METRO, simpel dan gampang diingat", terang Said.

Kelima anak muda ini dipertemukan oleh jaringan pertemanan di kampus. Setelah bertemu, membentuk band, serius mengumpulkan materi, langkah selanjutnya adalah mencari produser. Tak perlu susah mencari kesana kemari, seorang teman memeperkenalkan mereka kepada Satrio Moersid dan JMono, dua pentolan ALEXA. "Proses 'perjodohan' kami enggak terlalu lama, entah kenapa, chemestry-nya langsung dapat antara METRO dengan mereka berdua. Setelah beberapa kali rapat, akhirnya jadilah kerjasama ini. Kami band-nya dan mereka berdua produser-nya", beber Anom, satu-satu-nya personil berkacamata. Simpel. Satu kata juga yang menggambarkan seperti apa album debut self-titled band asal Jakarta ini. coba dengar M.A.T.S.A.U (Mungkin Aku Tak Selalu Ada Untukmu), lagu yang dipilih oleh kelimanya untuk menjadi single jagoan pertama dari album ini. Aransemen-nya sederhana yang didominasi oleh petikan gitar membuat lagu ini enak dicerna oleh kuping siapa saja. Perhatikan juga lirik yang diciptakan oleh Juju, Anom dan Ranggi ini. Tidak sok puitis, tidak ribet, dan gamblang pula, sehingga tak membuat kening berkerut untuk bisa mengerti apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan lagu ini. Juga lagu Tak Kan Lagi dengan hentakan drum yang akan membuat niscaya akan bergoyang-goyang mengikuti irama.

Satu hal yang istimewa dari band ini adalah semua personilnya bisa menulis lagu. Bukan hanya vokalis atau gitaris, tapi setiap kepala memiliki kemampuan untuk menuliskan lagu-lagu cinta. "Kami adalah sebuah band, bukan cuma terdiri dari satu atau dua orang. Jadi, setiap personil punya hak yang sama untuk menyumbangkan lagu", tegas Juju. Selanjutnya, dengan keseriusan untuk bermusik yang dimiliki kelimanya, dicampur dengan modal dari materi album yang enak di dengar dan musikalitas setiap personil yang diatas rata-rata itu, misi yang mereka tuju pun sangat sederhana. "Kami enggak cuma ingin dianggap sebagai another band di tengah-tengah banyak-nya band yang bermunculan tiap hari. Tapi kami juga enggak terlalu muluk-muluk dengan berambisi punya album laku jutaan kopi. Yaa kalau bisa terjadi, alhamdullilah. Yang jelas, ambisi kami cuma satu: lewat album ini dan album-album berikutnya, kami hanya ingin mempersembahkan karya-karya yang layak diperhitungkan di blantika musik Indonesia" tutup Said, diiringi anggukan setuju dari empat personil lainnya.(jaka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar